Selasa, 12 Juli 2011

Perilaku Produsen


 Ya walaupun sekarang udah kelas 11 dan alhamdulilah di IPA loh :D ga ada salahnya tapi kalau kita inget2 lagi pelajaran kls 10 ya berbau-bau ips (secara pelajara ekonomi) tapi tetep aja itu ilmu 8-)
Perilaku Produsen


Perilaku produsen, di sebut juga teori produksi. Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang/jasa. Usahha yang baik biasanya dilakukan oleh oorang yang ahli di bidangnya seperti seorang pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.

Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Pengusaha mengelola sendiri usaha usaha yang mereka miliki dengan cakupan yang lebih luas di bandingkan pemilik bisnis kecil. Pengusaha mempertaruhkan segala hasil kerjanya dalam bidang usaha yang sedang dilakukannya. Oleh karena itu pengusaha harus memiliki tekat dan motivasi yang kuat agar usahanya bejalan seperti apa yang memang sudah diharapkan sebelunya. Agar berhasil, seorang pengusa harus mampu melakukan 4 hal sebgai berikut :

1. Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana, bisnis serta visi perusahaan.

2. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bis ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya alam, modal, maupun manusia.

3. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusahat;, mengarahkan clan membimbing anak buahnya.

4. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya denga. bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Sesuaikah dengaj rencana atau justru berubah sama sekali?

Perilaku konsumen terasa semakin dibutuhkan.keberagaman jenis hasil produksi sangat menentukan perilaku konsumen pada zaman kompitisi seperti saat ini. Kualitas produk, harga dan perbedaan hasil produksi membuat hasrat konsumen semakin tinggi. Bergaining konsumen semakin tinggi. Perilaku konsumen semakin diperlukan dengan bermunculan banyak produsen.

Para Produsen dan Pemasar seharusnya mengerti keinginan konsumen . tahap-tahap konsumen memilih suatu hasil produksi hingga akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal itu biasanya dapat terlihat dalam kurva permintaan dan penawaran.

Konsumen merupakan kekayaan hal yang sangat hakiki bagi produsen. Apapun akan dilakuakan demi untuk membangun suatu ekuitas atas merek, yang kemudian lebih dikenal sebagai ‘Brand Equity’. Masyarakat Indonesia merupakan kelompok konsumen yang sangat aware dan fanatik dengan merk dagang tertentu (branded stuff).

Terkadang konsumen akan lebih mementingkan harga dari pada mutu itu sendiri. Konsumen akan mencari barang/jasa yang haranya lebih murah dan dengan mutu yang tidak jauh berbeda dengan barang aslinya. Setidaknya produsen mengetahui dan menyadari akan perilaku konsumen tersebut. Oleh karenanya sekarang lebih banyak produsen yang memproduksi barang bajakan yang hamper sama dengan barang aslinya tetapi mereka mematok harga lebih murah dari yang asli.
Bagi produsen, dengan memproduksi barang palsu ini, produsen dapat menekan harga produksi dan mendapat keuntungan yang tinggi, sedangkan konsumen dapat mempertahankan gengsinya dengan harga barang yang murah.


Teori Produsen dan Fungsinya
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Analisi teori produksi biasa kita kenal dalam 2 hal:
produksi jangka pendek,
yaitu bila produsen untuk kemajuannya harus menentukan 2  macam keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.



Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)

dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :

Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan
dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. produksi total dengan increasing returns,
b. produksi total dengan decreasing returns, dan
c. produksi total yang semakin menurun.


Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula
digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi :
Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.

Produksi Optimal

Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.

Least cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar